Mencuci pakaian tanpa deterjen?? Hmm, apa mungkinnn??
Pada zaman saat ini, mungkin hampir sebagian besar dari kita beranggapan bahwa mencuci harus menggunakan sabun atau deterjen. Telah terukir dibenak kita pokoknya kalau urusan cuci mencuci (terutama pakaian) ya mesti pakai deterjen.
Eeiit, tapi tunggu dulu... Tanpa deterjenpun kita masih bisa mencuci kok. Bahkan bisa jauh lebih bersih, murah dan tidak menyebabkan pencemaran lingkungan seperti halnya deterjen.
Sebenarnya sejak jaman dahulu kala bahkan sebelum ditemukannya deterjen, nenek moyang kita telah menggunakan lerak untuk mencuci pakaian dan mandi. Hingga kini pun lerak masih banyak digunakan untuk mencuci pakaian yang terbuat dari batik, karena lerak tidak menyebabkan warna batik memudar.
Lerak (terutama Sapindus rarak de Candolle, dapat pula Sapindus mukorossi) dikenal dipakai sebagai deterjen tradisional. Batik, perhiasan seperti emas dan perak biasanya dianjurkan untuk dicuci dengan lerak karena dianggap sebagai bahan pencuci paling sesuai untuk menjaga kualitasnya.
Tumbuhan lerak berbentuk pohon dengan tinggi bisa mencapai 10 m, dengan biji yang terbungkus kulit cukup keras. Lerak mengandung saponin, yakni suatu alkaloid yang berfungsi sebagai bahan pencuci yang memiliki sifat seperti sabun dan bertindak sebagai surfaktan. Kandungan racun biji lerak juga berpotensi sebagai insektisida.
Tumbuhan lerak berbentuk pohon dengan tinggi bisa mencapai 10 m, dengan biji yang terbungkus kulit cukup keras. Lerak mengandung saponin, yakni suatu alkaloid yang berfungsi sebagai bahan pencuci yang memiliki sifat seperti sabun dan bertindak sebagai surfaktan. Kandungan racun biji lerak juga berpotensi sebagai insektisida.
Mungkin terdengar unik kok bisa pohon berbuah sabun dan buahnya bisa menggantikan fungsi deterjen?? Tapi memang begitulah kenyataannya, alam telah menyediakan semuanya termasuk untuk urusan cuci mencuci ibu-ibu rumah tangga.
Pohon lerak banyak tersebar diberbagai daerah Indonesia, mulai dari pulau Sumatera hingga Papua. Tapi untuk saat ini daerah penghasil terbesar adalah pulau Jawa.
Buah lerak setelah dipisahkan dari bijinya biasanya dipakai oleh "masyarakat" untuk mencuci batik ataupun perhiasan. Dipasar-pasar tradisional banyak dijumpai buah lerak jika musim panen telah tiba. Mungkin untuk beberapa tahun yang lalu buah lerak hampir tidak memiliki nilai ekonomis sehingga banyak pohon lerak ditebang untuk dimanfaatkan kayunya. Tapi saat ini lerak mempunyai nilai jual yang cukup tinggi semenjak di ekspor ke negara Perancis.
Dengan berbagai keunggulan yang dimilikinya dibanding deterjen sintetis, alangkah baiknya mulai di upayakan pengenalan manfaat buah lerak dan pembudidayaan tanaman lerak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar